Kenapa Harus Guru TK
Kenapa
Harus Guru TK ?
Hi,
Jika kalian follow instagramku
@hlzasyh pasti kalian sudah baca ini, mari lihat versi lengkapnya disini
CHECK
THIS OUT!
Kenapa
mau kuliah jurusan PG-PAUD? Emang mau jadi guru TK?
-----------------------------------------------------------------------------------
"Za,
kuliah jurusan apa?"
"Kuliah
paud? Hahaha emang mau jadi guru paud?"
"Yaelah
guru tk mah gausah sekolah lagi, nyanyi2 doang"
"Jadi
guru tuh kecil gajinya"
"Guru
aja gajinya udah kecil, apalagi kalo bukan PNS"
Hmmm
mungkin masih banyak stereotip mengenai guru terkhusus pada 'Guru TK' di
Indonesia ini
“Don’t let people pull you into their storms. Pull them into your peace.”-Unknown
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Hi,
perkenalkan saya Haliza Syahnurmala seorang mahasiswi yang sedang menempuh
kuliah studi Pendidikan Islam Anak Islam di Univresitas Singaperbangsa
Karawang.
----------------------------------------------------------------------------
Berawal
cerita dimana saya lulus dari sekolah menengah kejuruan, layaknya teman-teman
lain saya sangat menikmati proses dimana saya harus memilih mau jadi apa dan
bagaimana saya kedepannya.
Seperti
anak SMA lainnya, kami pun punya mimpi untuk melanjutkan studi perguruan
tinggi. Memiliki background jurusan akuntansi selama 3 tahun, banyak dari teman
saya yang ingin melanjutkan jurusan linier, karena beragamnya mimpi serta
profesi mereka dalam bidang akuntansi.
Sebenarnya
tidak dengan saya, dari dulu saya tidak pernah berpikir untuk memiliki profesi
yang berkaitan dengan uang serta angka. Nyatanya menjalankan sesuatu tidak
sesuai passion itu susah, selain jadi merasa tidak memiliki plan untuk kedepannya
mau jadi apa, saya juga jadi bingung
menuruti kata hati atau ego diri.
Ah
sudahlah,
Rasanya
sangat bersyukur ketika saya lahir dan dibesarkan di keluarga yang sangat
menjunjung tinggi Pendidikan. Sejak TK, sampai dengan SMK saya selalu dapat
service terbaik dari orangtua saya berkaitan dengan pendidikan. Mamah saya
selalu berpesan kepada saya dan kakak saya untuk terus belajar, berpendidikan
serta menjaga attitude. Karena harta warisan yang tidak akan habis ialah ilmu
maka dari itu orangtua saya memilih menginvestasikan uangnya untuk pendidikan anak-anaknya.
Kata-kata serta amanah itulah yang selalu kami pegang.
‘’Karena harta warisan yang tidakakan habis ialah ilmu,maka dari itu orangtua sayamemilih menginvestasikan uangnyauntuk pendidikan anak-anaknya’’
Sejak
duduk dibangku smp, menjadi jurnalis adalah salah satu mimpi saya. Selalu berdiri
di depan cermin memegang sisir, botol, remot atau apapun yang bisa saya jadikan
microphone ilusi dan menjadi seorang Video Editor serta Produser untuk membuat after
movie sekedar untuk merekam kebersamaan saya dengan teman-teman dikala
bangku smk dulu, lucu sekali rasanya ketika mengingat momen-momen itu.
Sampai
pada akhirnya saya membulatkan tekad ingin menjadi seseorang yang dapat bekerja
di tempat produksinya suatu acara, walaupun pikiran saya sendiri yang
beranggapan itu konyol, tapi saya percaya diri haha.
Ujian
demi ujian sudah saya lewati dibangku smk, waktunya untuk kami sebagai siswa
tingkat akhir memikirkan mau jadi apa setelah ini ?
Saya
dan teman-teman mulai disibukkan memilih perguruan tinggi mana yang ingin kita
tuju. Baik, karena saya sadar diri bahwa untuk merantau tidak masuk dalam life
plan pada saat itu, jadi saya hanya fokus pada perguruan tinggi negeri yang
terdapat di Karawang.
Mendaftarkan
diri di berbagai jalur, univresitas serta jurusan membuat saya kerap seperti
ikut sebuah arisan dimana saya tau kapanpun saya bisa merasakan bagaimana
rasanya ‘Tidak Beruntung’
Yap,
benar “Mohon maaf anda TIDAK LULUS Jalur ......” rasanya seperti lebih
sakit dari sebuah patah hati pada saat itu ketika harus mendapatkan tulisan
menyesakkan itu.
Gagal,
Gagal,
Gagal,
Sampai
terkadang saya merasa ingin menyerah, saya berdoa untuk mengikuti jalur
terakhir untuk masuk ke dalam perguruan tinggi tersebut. Ketika jurusan yang
ingin saya tekuni tidak pernah meloloskan saya. Ada 1 profesi, jurusan serta
fakultas yang sebisa mungkin saya hindari. Yakni menjadi seorang GURU
Lain
cerita sejak saya melakukan pendaftaran Seleksi Mandiri Masuk Perguruan Tinggi
Negeri. Entah apa yang menjadikan saya memilih jurusan ini, saya pada saat itu
sangat tertarik dengan opsi jurusan yang tertera pada Fakultas Agama Islam,
yang pada saat itu namanya masih 'PGRA' yang sekarang sudah berganti nama
menjadi 'PIAUD'. Lalu saya mantap untuk memilih jurusan tersebut, tanpa saya
belum tau mau jadi apa kedepannya.
Bergelut
dengan pikiran sendiri? Iya pasti.
Otak
saya terus mengelak, bagaimana bisa jika saya harus masuk kedalam jurusan serta
fakultas yang saya hindari ini? Karena saya berpikir ketika saya masuk ke dalam
Fakultas Agama Islam, rasanya seperti membawa amanah besar di dalamnya, ya
walaupun semua ilmu pun perlu di pertanggung jawabkan.
Lalu
saya ingat, ternyata saya pernah berdoa “Ya Allah kali ini saya pasrah deh
mau masuk jurusan apa, saya serahkan pada engkau, asal jangan yang ada angkanya
ya Ya Allah”
Rasanya
ingin tertawa kala mengingat masa-masa dimana galaunya ingin melanjutkan
pendidikan haha.
Dari
banyaknya opsi jurusan pendidikan, saya memantapkan diri untuk memilih jurusan
tersebut.
Sampai
pada akhirnya saya berpikir, mungkin ada hal luar biasa baiknya dibalik pilihan
Allah ini.
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Ketika
sudah resmi dinyatakan lulus,
Dan
saya resmi menjadi bagian dari jurusan PIAUD, banyak stereotip negatif yang
saya dapatkan dari orang-orang mengenai
jurusan ini.
Awalnya
saya tidak menghiraukan,
Namun,
hal tersebut cukup membuat saya goyah, banyak pikiran yang membuat saya
berpikir untuk keluar dari apa yang sudah saya ambil ini.
Tetapi,
saya bersyukur berada di lingkungan keluarga serta teman-teman yang
selalu mendukung saya.
Saya
coba mencintai apa yang sedang saya ambil, saya mempelajari ilmunya. Saya
mencari tau apakah yang orang lain katakan negatif dengan seorang guru tk yang
katanya "nyanyi2 doang kerjaannya"
Apa
itu benar?
BENAR
!
Ya
saya buktikan, benar
Benar
benar salah apa yang orang lain katakan tentang hal tersebut.
Justru
setelah saya banyak mempelajari teori serta praktek dengan melakukan observasi
di berbagai TK dan salah satu TK Benefit di Karawang. Saya tidak menemukan
sesuatu hal negatif dari seorang guru tk, saya kagum, sangat kagum.
Sampai
pada akhirnya, saya mengatakan pada diri saya, saya harus merubah stereotip
negatif orang-orang terhadap guru tk. Saya harus berhasil!
Memang
benar kata pepatah, terkadang dengan cemoohan orang tersebutlah kita bisa
bangkit.
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Jadi
pada kesimpulannya, ada baiknya kita tidak melihat sebelah mata apa-apa yang
memang tidak kita ketahui ilmu serta dunianya.
Menurut
saya, seiring dengan kemajuan zaman banyak hal yang harus kita persiapkan agar
tidak terbawa pada hal-hal negatif.
Khususnya
pada pendidik, kita punya peran besar akan hal ini, dan siapa yang awal memberi
Fondasi terhadap karakter serta akhlak anak-anak kita nanti?
Maka
hargailah apapun itu profesinya, karena tidak ada suatu profesi pun yang tidak
membutuhkan keahlian
--------
Terimakasih
sudah membaca
Writting
by Haliza Syahnurmala
Hi,
kamu bisa temukan saya di berbagai Sosial Media
Instagram : @hlzaasyh
Facebook : Haliza Syahnurmala
Serta
bisa baca tulisan-tulisan saya yang lain dalam wattpad hlzsyh
you've choose the right major❤️
BalasHapus