Disiksa Cinta
Disiksa Cinta
Awalnya adalah canda dan akhirnya adalah
keseriusan,cinta adalah penyakit yang pengidapnya sukar untuk disembuhkan. Rasanya
orang waras pun bisa gila jika mengenal cinta. Mungkin itu kalimat yang cocok
untuk kaum pecandu cinta.
Berawal dimana aku mengenal sosok yang
mengagumkan, bukan paras yang menjadi penilaian pertama seperti orang kebanyakan.
Melainkan pertemuan pertama yang mengesankan. Layaknya anak kecil yang mendapat
permen kesukaan, bagaimana rasa senangnya pun sulit dibayangkan.
Seiring berjalannya waktu, rasanya semakin tak
menentu. Mungkin ia sudah menjadi sosok yang membuat candu. Walaupun tak pernah
duduk berdua lalu bicara, tapi anehnya aku rindu. Bila ingat bagaimana pertama
bertemu dan melihat ia menyanyi dengan syahdu, sungguh aku ingin memutar waktu
seperti dulu.
Tidak semua kisah cinta, indah untuk
diceritakan. Melainkan ada seseorang yang harus mati-matian mencoba kisahnya
untuk diikhlaskan atau bahkan dilupakan saja. Sejak saat itu pun aku tau
rasanya menjadi Zainudin saat ditinggal Hayati menikah dengan orang lain.
Sempat menyalahkan takdir, bagaimana bisa membawaku di penghujung cerita yang
memilukan, rasanya seperti dihancurkan ingin mati pun tertahan.
Bagaimana bisa tujuh tahun memendam rasa karena
terlalu percaya akan berakhir bahagia. Rasanya sudah tidak ada lagi yang
menarik selain dia. Bodohnya setelah diacuhkan pun, rasa itu tak sepenuhnya
berubah membencinya. Seakan bertanya dengan diri sendiri, kamu itu bodoh atau
bagaimana?
Bahkan, ketika Ibn Hazm (w.456 H/1063 M)
kehilangan cinta pertamanya, selama tujuh bulan ia tak berganti baju, sedangkan
air matanya terus terkuras untuk menumpahkan kesedihannya. Aku kira awalnya itu
hanya kisah yang ada dalam dongeng belaka. Ternyata, seorang Ulama sekelas Ibn
Hazm yang melahirkan 400 karya tulis ilmiah dalam berbagai fan ilmu agama juga
pernah mengalaminya.
Sempat berpikir dan berikrar dalam diri untuk
tidak lagi membuka hati. Rasanya hari-hari setelah patah hati pun tak lagi
berarti. Menikmati detik per detik setiap rasa sakit bagaimana rasanya ditinggal
pergi.
Usaha melupakan selalu gagal dilakukan. Sampai pada
satu waktu ada yang datang menawarkan kepastian. Memiliki kisah cinta
memilukan, rasanya tidak ingin punya cerita yang sama untuk dilupakan.
Beda, seseorang ini cukup membawa amunisi untuk
dapat dipercaya, aku bertekad ingin keluar dari kisahku yang harusnya sudah
dapat ditinggalkan, dan kini saatnya menerimanya untuk dapat menutup kisah
lama.
Layaknya
disiksa cinta, kisahku saat ini memang cukup sampai perkenalan lalu menghilang.
Mengulang kisah lama yang sudah usang. Jika dapat disimpulkan, cinta semu itu mungkin memang hanya untuk dikenang.
Layaknya disiksa cinta, mungkin ini saatnya
untuk tidak membuat harapan sendiri, menyakiti hati lalu mengobatinya sendiri.
Dr.Muhammad Sa’id Ramadhan Al-Buthi mengungkapkan
dalam kitabnya Minal Fikr Wal Qolb saat beliau ditanya tentang apa hukum
cinta dalam Islam? Beliau menjawab: “Islam tidak menghukumi apa-apa tentang
cinta. Sebagaimana Islam tidak menghukumi kebencian, kesedihan, rasa takut dan
rasa lapar. Maka dari itu cinta juga tidak dihukumi apa-apa oleh Islam. Islam
tak pernah berkata: “Jangan lapar, jangan membenci, jangan mencintai”. Akan tetapi
Islam berkata: “Kalau kau lapar, jangan mencuri. Kalau kau membenci jangan
mendzolimi. Dan, jika kau mencintai janganlah menyeleweng dari agama. Darisini
bisa kita simpulkan, Islam tidaklah menghukumi perasaan. Akan tetapi, Islam
menghukumi reaksi dari perasaan itu.
Mengutip tulisan dari judul buku Mas Brili Agung
“Seni Memantaskan Diri”, bahwasannya sekiranya dirinya belum sekufu dengan
calon yang diidamkan. Kata Buya Yahya: “Mancing selera ikan.” Dalam artian,
kalau menginkan pasangan yang sholeh, ya kita harus berusaha menjadi wanita
yang sholehah, begitu juga sebaliknya.
Akhir dari tulisanku, aku ingin berpesan untuk
diri sendiri khususnya, dan teman-teman yang mungkin juga bisa mengambil
manfaat. Bahwasannya mengapa kita selalu sibuk mencari, jika kita masih punya
banyak waktu untuk menjadi untuk dicari.
Insyaa Allah penantian yang dilakukan dengan
kesabaran akan berbuah oleh kebahagiaan
Aamiin
-----------
Terimakasih
sudah membaca
Writting
by Haliza Syahnurmala
Baca
tulisan-tulisan saya yang lain dalam wattpad hlzsyh
Komentar
Posting Komentar