Seberapa penting sih, memberi jarak antara dunia maya dan dunia nyata ?
Seberapa penting sih, memberi jarak antara dunia maya dan nyata ?
Hidup di era yang serba mudah tentu tidak mudah karena tantangan yang dihadapi tentu juga lebih banyak. Tantangan terbesar adalah dengan adanya kehadiran dunia baru yang lebih canggih, bak seperti pisau yang bisa membantu memotong daging namun juga pisau dapat dipakai sebagai alat untuk membunuh seseorang, karena kembali lagi siapa dan bagaimana pisau tersebut digunakan. Yap, dunia maya yakni sosial media saat ini bisa sangat membantu namun juga bisa sangat mengkhawatirkan, dampak psikologis seseorang pun kerap meyakinkan bahwa penggunaan sosial media dapat menimbulkan banyak kekhawatiran. Fear of Missing Out (rasa takut tertinggal suatu hal), Overthinking (pikiran berlebihan), Insecure (meragukan diri dan menurunkan kepercayaan diri seseorang).
Belum lagi saat ini kita semua sedang ada pada masa pandemi global disebabkan virus COVID-19. Dimana berdasarkan laporan yang dilakukan oleh surveymeter akhir mei 2020 lalu yakni terdapat tingkat kecemasan umum memiliki pola yang sama dengan depresi. Korelasi antara keduanya cukup tinggi dan signifikan yaitu mencapai 0,76% sebanyak 58% responden melaporkan depresi. Sama halnya dengan gangguan kecemasan, perempuan lebih banyak yang mengalami depresi dibandingkan dengan laki-laki. Banyak faktor yang menyebabkan meningkatnya angka depresi dan stress yakni seperti takutnya tertular virus COVID-19, menurunnya pendapatan ekonomi keluarga, atau bahkan rasa takut anggota keluarga meninggal akibat virus COVID-19 ini.
Kemungkinan tingkat stress dan depresi terhadap individu dapat meningkat karena terlalu banyak informasi yang harus dilihat dalam sosial media. Sebelum adanya pandemi kekhawatiran dan ketakutan akan suatu hal sudah terjadi apalagi dengan adanya pandemi dan informasi kematian setiap hari yang semakin membuat geleng-geleng kepala. Lalu, seberapa penting sih supaya kita masih bisa waras dan mengurangi rumitnya isi kepala serta meningkatkan kepercayaan diri tanpa membandingkan kehidupandi dunia maya dengan dunia nyata ?
Terkadang memang memberi jarak antara dunia maya dan nyata sangat perlu dilakukan, salah satunya dengan melakukan ‘detox social media’ . detox social media itu merupakan upaya secara sadar untuk membatasi penggunaan media sosial selama beberapa waktu. Nah cara ini bisa juga dilakukan kalo kamu rasa cara ini dapat cukup membantu mengurangi intensitas penggunaan gadget, khawatir dan cemas akibat terlalu banyak melihat berita dan informasi dalam internet atau mengurangi rasa iri atau nihhh kalo udah mulai membandingkan diri dengan pencapaian oranglain yang bikin ga percaya sama kemampuan diri sendiri. Harus cepet-cepet batasi penggunaan sosial medianya ya.
Berdasarkan hasil pengalaman detox social media, aku mau kasih tips jitu nih agar upaya detox social media kamu berhasil, here we go!
1. Niat
Kenapa harus niat di urutan pertama? Yap, karena untuk memulai membiasakan yang tak biasa agar terbiasa emang diperlukan tentu niatnya. Niat untuk memulai dan komitmen untuk menjalani prosesnya. Jangan kaget juga kalau di hari pertama kalian kelimpungan dan bosan serta cemas karena gabisa cek semua berita di facebok atau sekedar update snapgram hihi tapi itu dia justru tantangannya ada di hari pertamam, sejauh mana kamu bisa bertahan menahan untuk tidak membuka sosial media.
2. Buat handphone kamu ga menarik
Tips kedua yang ga kalah penting dari sekedar menguatkan niat adalah dengan membuat handphone kamu jadi ga menarik, gimana maksudnya? Iyaa jadi kalau pengalamanku kemarin, dengan menerapkan tema gelap di handphone itu bisa buat gairah kita untuk main handphone tuh hampir hilang dan satu lagi yang penting adalah dengan mematikan semua notifikasi jenis apapun atau bisa nyalakan do not disturb atau focus mode yang mana ini sangat membantu kalian untuk tidak menerima notifikasi apapun, jangan lupa juga log out semua sosial media yaa.
3. Do Something
Selanjutnya, dalam proses menjalani detox social media kamu perlu punya kegiatan lain yang bermanfaat agar waktu memegang handphone atau bahkan sekedar mengecek hp pun akan berkurang. Kamu bisa menghilangkan kebosanan dengan membaca buku, menulis artikel atau cerita, atau berkebun mungkin? Tergantung kamu sukanya apa. Nah jangan lupa pasang screen time di handphone kamu untuk mengetahui berapa lamayang kamu habiskan untuk memegang handphone karena ini sangat penting guna membandingan intensitas penggunaan sebelum dan sesudah detox, kalau berdasarkan pengalamanku kemarin biasanya sebelum detox aku menghabiskan kadang hampir 10 jam perhari untuk bermain handphone namun dalam masa proses detox aku hanya menggunakan 5-6 jam perhari.
Nah itu dia beberapa hal yang bisa kamu ikutin juga nih, dampak setelah detox sosial media juga sangat aku rasain loh, misalnya kaya lebih tenang, bisa berpikir positif, tidur lebih teratur, dan mengurangi rasa insecure terhadap oranglain serta meningkatkan kepercayaan diri karena di waktu proses detox kalian jadi punya waktu lebih banyak dengan diri sendiri juga orang sekitar seperti ngobrol dengan anggota keluarga atau hal positif lainnya. Kalau untuk pemula kaya aku, bisa aja ko kalian lakukan dengan waktu sebentar misalnya 1-2 hari dulu. Karena gaperlu seberapa banyak intensitas waktu detox sosial medianya tapi yang penting itu gimana kalian bisa manfaatin proses berharga itu dengan sebaik-baiknya.
Terimakasih sudah membaca
Writting by Haliza Syahnurmala
Hi, kamu bisa temukan saya di berbagai Sosial Media
Instagram : @hlzsyh
Facebook : Haliza Syahnurmala
:-)
BalasHapusThanks for the advice
Terimakasih juga kak sudah mampir membacaa❤❤
HapusPuasa medsos kadang juga perlu. Aku berhasil 3 bulan tapi nggak keterusan hahaha. Terima kasih, tulisannya. Aku jadi pengen detox lagi 😄 (nemu blognya Haliza dari quora, salam kenal)
BalasHapusMasyaa Allah keren kak detox 3 bulan❤❤ Anyway, makasih kak sudah nyempetin baca blog saya
HapusPengen nyoba sih, tapi kalau musim sekolah daring gini kayanya susah lepas dari gadget :'. Btw tulisannya bagus kak, sangat bermanfaat. Semangat...
BalasHapusiya betul banget hihi, gapapa pelan-pelan. Anyway, terimakasiii yaaa semangat belajarnya
Hapus